Desa Morobongo merupakan salah satu desa agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Namun, para petani di desa ini kerap menghadapi tantangan dalam mengendalikan hama tanaman secara berkelanjutan. Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan tidak hanya berdampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan bagi para petani dan konsumen.
Limbah tembakau dan puntung rokok, yang selama ini dianggap sebagai sampah tak berguna, ternyata mengandung zat-zat yang berpotensi untuk mengusir hama tanaman. Dengan mengolah limbah ini menjadi pestisida organik, diharapkan tidak hanya mengurangi limbah yang mencemari lingkungan, tetapi juga menyediakan solusi pengendalian hama yang lebih aman dan berkelanjutan bagi para petani.
Salah satu mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2024 mengambil inisiatif untuk melaksanakan program kerja monodisiplin atau program kerja individu yang difokuskan pada pelatihan dan pendampingan pada pemanfaatan limbah tembakau dan puntung rokok sebagai pestisda organik. Program ini dirancang dengan tujuan memperkenalkan pestisida organik sederhana kepada masyarakat di Desa Morobongo agar tidak tergantung pada penggunaan pupuk kimia secara terus menerus yang cenderung lebih mahal dan memiliki dampak negative terhadap lingkungan. Melalui pelatihan ini, diharapkan warga desa, khususnya ibu-ibu PKK dan ibu-ibu kader dapat memahami manfaat dari bahan-bahan yang selama ini dianggap sebagai limbah, serta bagaimana mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai guna.
Pelaksanaan program ini mendapatkan respon yang sangat positif dari para peserta. Ibu-ibu PKK, ibu-ibu kader dan perangkat pada desa morobongo, menunjukkan keterlibatan aktif selama kegiatan berlangsung, dengan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti setiap sesi pelatihan. Mereka tidak hanya menyerap informasi yang disampaikan, tetapi juga secara aktif bertanya dan berdiskusi.
Diharapkan setelah pelatihan ini, ibu-ibu PKK, ibu-ibu kader dan seluruh warga desa morobongo dapat menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh dalam kegiatan pelatihan di desa, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Dengan menerapkan pengetahuan ini, diharapkan warga dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan lestari. Selain itu, pemanfaatan limbah tembakau dan puntung rokok sebagai pestisida organik juga diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah yang mencemari lingkungan, sekaligus memberikan nilai tambah dari bahan yang sebelumnya dianggap sebagai sampah. Keberhasilan program ini juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan perubahan positif yang berdampak jangka panjang bagi perkembangan desa.